Nabi Muhammad SAW adalah pahlawan kita, bahkan super pahlawan kita! Rakyat di setiap negeri muslim bergembira karena telah mendapatkan kemerdekaannya dari kaum penjajah yang telah membelenggu mereka, dengan anggapan bahwa hari kemerdekaan adalah hari kelahiran bagi bangsanya—itulah hari raya nasional. Di setiap negeri muslim, penekanan pada hal ini begitu kuat terasa sehingga setiap anak hafal benar tanggal hari kemerdekaannya dan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengannya. Peringatan hari ulang tahun tersebut menggambarkan kebebasan mereka dari penjajahan dan diterimanya identitas baru mereka sebagai suatu bangsa yang belia. Pada hari raya itu, bendera-bendera berkibar di setiap jalanan, foto-foto para bapak pendiri bangsa dipasang secara mencolok di mana-mana, nama-nama para pahlawan lainnya disebut-sebut, dan riwayat hidup mereka disiarkan ke seantero negeri sepanjang hari, minggu, dan bulan. Di mana-mana hari kelahiran bangsa diperingati dengan berbagai pertunjukan yang memesona, parade, lampu warna-warni, dekorasi, kembang api, dan pawai militer, seperti di Amerika pada tanggal 4 Juli. Subhanallah, tidak ada keberatan yang diajukan atas peringatan hari-hari raya nasional kaum muslim. Oleh karena itu, tak selayaknyakah kaum muslim memperingati satu-satunya orang yang telah membebaskan kita dari sesuatu selain Allah SWT, yang telah membawa kita dari kekufuran kepada keimanan, dari kemusryrikan kepada tauhid, dan beliau telah membangun masyarakat kita dan memberi kita identitas baru sebagai muslim? Mengapa kita tidak bergembira akan peristiwa tersebut dengan mengingat kebesaran beliau, keberanian beliau, kepemimpinan beliau, dan berterima kasih kepada Allah SWT, karena pada hari itu, Dia menganugerahi kita dengan menjadi umat Muhammad SAW? Sebagai umat terbaik di muka bumi, tidak akankah kita masuk ke surga lebih dahulu karena kebesaran Nabi kita?
Sumber: Maulid dan Ziarah ke Makam Nabi SAW (Syekh Hisyam Kabbani QS, Penerbit Serambi)